Paulus adalah salah satu penulis kitab perjanjian baru yang menulis hampir 50% isi kitab Perjanjian Baru itu. Dan ketika menulis, Paulus tidak pernah berpikir bahwa apa yang dia tulis akan menjadi kitab suci seperti yang saat ini kita miliki.
Kitab Efesus sendiri adalah kitab yang ditulis oleh rasul Paulus ketika ia berada dalam penjara. Jemaat Efesus adalah jemaat yang didirikan dan dibina oleh rasul Paulus. Tetapi karena rasul Paulus adalah seorang penginjil yang terus berpindah tempat, konsekwensinya, ia tidak bisa mengembalakan jemaat dengan bertatap muka.
Rasul Paulus mengembalakan jemaat-jemaat yang ia dirikan, termasuk jemaat di Efesus, lewat surat-surat yang kemudian dikanonkan menjadi kitab Perjanjian Baru.
Dalam Firman Tuhan yang kita baca tadi, Rasul Paulus berdoa kepada Tuhan untuk jemaat di Efesus, sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawabnya dalam mengembalakan jemaat.
Kalau kita perhatikan Isi doa dari rasul Paulus, kita akan menemukan bahwa rasul Paulus tidak berdoa untuk hal-hal fisik atau segala sesuatu yang terkait dengan kebutuhan jesmani jemaat. Ini menjadi sangat menarik, karena kita ketahui, biasanya jemaat lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat jesmani setiap kali menaikkan doa kepada Tuhan. Kalau begitu, apa sebenarnya yang didoakan oleh Rasul Paulus??? Mengapa rasul Paulus tidak menyinggung masalah-masalah yang terkait dengan kebutuhan jesmani jemaat???
Ada 3 (Tiga) hal yang sangat mendasar yang menjadi pokok doa dari rasul Paulus. Tiga hal ini kalau kita miliki, maka segala sesuatu yang kita butuhkan termasuk didalamnya kebutuhan-kebutuhan jesmani, mulai dari kebutuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan, karir, keluarga, kebahagiaan, kehidupan yang damai, dan segala sesuatu yang kita idamkan dalam hidup, akan mengikuti setelahnya. Yesus Kristus dengan sangat jelas mengatakan, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33).
Tiga hal mendasar inilah yang akan kita bahas dan kita renungkan pada kebaktian kita minggu ini.
1. Memiliki Iman yang bertumbuh dan berakar dalam kasih dan pengenalan akan Kristus Yesus (Ayat 16). Mengapa hal ini menjadi penting dan menjadi hal yang mendasar dalam doa Rasul Paulus??? Karena, rasul Paulus sangat tahu bahwa sasaran akhir dari iblis menggoda kita bukanlah supaya kita meninggal. Tidak!!! Hal itu bukan menjadi tujuan utama dari iblis mengganggu kita. Tujuan utama dari iblis mengganggu kita adalah supaya kita mengalami kegoncangan iman. Dan ketika iman kita menjadi lemah, ketika iman kita goncang dan ketika kita jatuh dalam dosa, maka itu artinya, iblis telah mencapai tujuan utamanya. Tetapi hebatnya, Firman Tuhan telah memberitahukan kepada kita bahwa iblis tidak akan pernah mampu menjangkau spirit kita. Iblis tidak akan pernah mampu merebut roh kita, karena roh kita telah menyatu dengan Roh Kristus. Kalau roh kita telah menyatu dengan Roh Kristus, adakah yang berani mengganggu atau mengambil roh kita???
Karena iblis tahu akan hal ini, maka ia menggunakan trik. Iblis mulai bersiasat. Dia tahu dalam diri kita, ada tubuh, jiwa dan roh. Tubuh dan jiwalah yang diserang iblis. Ia menyerang pikiran kita, ia menyerang perasaan kita dan ia menyerang kesehatan kita. Diharapkan oleh iblis, ketika tubuh kita menjadi lemah, maka roh kita juga ikut menjadi lemah. Ketika pikiran kita stress karena tekanan masalah maka roh kita juga ikut menjadi lemah. Dan itu menjadi target dari iblis. Karena itu Firman Tuhan memberi peringatan kepada kita supaya berawas-awas, karena “Roh memang penurut tetapi daging lemah.” Karena itulah, rasul Paulus dalam pokok doanya menekankan hal ini supaya iman jemaat makin kuat, kasihnya makin kuat dan berakar. Kata berakar maksudnya, saudara berakar masuk sampai mengenal pribadinya Tuhan. Dalam Efesus 1:15-17 dikatakan, “Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Tuhan Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya.” (Efesus 1:15-19).
2. Memahami betapa Panjang dan lebar dan dalam Kasih Tuhan itu (Ayat 17). (Bandingkan Roma 11:33). Saudara, kasih Tuhan itu sungguh luar biasa. Kita tidak akan pernah mampu menyelami betapa dalamnya kasih Tuhan itu. Jika kita berusaha untuk mengukur kasih Tuhan, kita ibarat ikan cakalang yang berusaha mengukur luasnya samudra raya. Kasih Tuhan itu sungguh luar biasa bagi kita. Kasih Tuhan itu sungguh dahsyat bagi kita. Jangankan masalah-masalah kita, nyawanya sendiri tidak Ia sayangkan. Ia memberikan nyawaNya bagi kita. Masa hanya masalah-masalah yang kita hadapi tidak Ia pedulikan. Ia sangat peduli dan sangat mengasihi kita. Dalam Roma 8:31-35 dikatakan: “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Tuhan? Tuhan, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Tuhan, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” (Lihat Roma 8:31-35).
3. Dipenuhi dalam kepenuhan Tuhan. Dipenuhi dalam kepenuhan Tuhan artinya, penuh-penuh. Saudara ketika berbicara tentang kepenuhan Tuhan, maka kita harus memahami bahwa kepenuhan kita dipenuhi dalam Tuhan yang penuh. Ibarat sebuah botol coca-cola dimasukkan kedalam drum yang dipenuhi Air, begitulah kepenuhan kita. Kita penuh didalam kepenuhan. Kita harus ingat bahwa Tuhan yang ita sembah, Tuhan Yesus Kristus, adalah Tuhan yang penuh. Penuh kebajikan, penuh kasih, penuh kekayaan, penuh kedamaian, penuh sukacita, dan penuh segala sesuatu. Kalau kepenuhan kita dipenuhi itu dipenuhi dalam kepenuhan Tuhan yang tidak terbatas itu, maka kepenuhan kita menjadi penuh-penuh. Kalau kita tidak meyakini Tuhan yang penuh, nantinya menjadi setengah-setengah. Setengah Tuhan, setengah dukun. Jadi kita harus dipenuhi dalam kepenuhan Tuhan yang penuh itu.
Jika tiga hal ini telah kita miliki, maka ayat 20 (dua puluh) akan menjadi milik kita. “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Amin.
Jumat, 30 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar