Dalam khotbah minggu ini, saya akan berbicara tentang Roh Kudus yang ada dalam diri kita dan pengurapan Tuhan yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita akan memulainya dengan membaca Bilangan 11:16-17;24-25. “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau. Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya…….. 24 Setelah Musa datang ke luar, disampaikannya firman TUHAN itu kepada bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah. 25 Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.”
Saudara dalam ayat ini sangat jelas dikatakan bahwa ketika Musa mengambil sebagian Roh yang ada dalam dirinya dan menaruh Roh itu kepada tua-tua bangsa Israel, maka ketujuh puluh tua-tua itu dipenuhi dengan Roh Kudus. Tetapi yang menariknya, pada bagian akhir ayat kedua puluh lima, berkata, “Sesudah itu tidak lagi.”
Pertanyaannya, mengapa Roh Kudus yang ada dalam diri tua-tua itu sifatnya temporer??? Awalnya keluar dengan begitu dahsyat tetapi kemudian menjadi macet. Apa sebenarnya yang sedang terjadi???
Kalau kita melihat Apa yang dialami oleh tua-tua bangsa Israel sebenarnya tidak jauh beda dengan apa yang sering kita alami saat ini.
Saya banyak menemui orang-orang yang ketika mengikuti KKR, pulang dengan semangat yang sangat berapi-api. Roh Kudus membakar dan menyalakan spirit mereka. Sehingga kemana-mana mereka pergi, semangat itu begitu terekspresi dalam kehidupan mereka. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, semangat itu perlahan-lahan menjadi padam. Bahkan ada hamba Tuhan yang sebelumnya diurapi secara luar biasa, tetapi tiba-tiba bisa kehilangan spiritnya dalam melayani Tuhan. Mengapa??? Apa yang salah??? Sepertinya ada sesuatu yang menghambat Roh Kudus itu untuk terus berkarya dalam kehidupan kita??? Ada sesuatu yang membuat pengurapan Tuhan itu menjadi macet.
Karena itu pada hari ini kita harus perhatikan secara seksama bagaimana kita menjaga supaya Roh Tuhan yang ada dalam diri kita jangan sampai macet. Kita harus mencari tahu, apa sebenarnya yang menjadi penghambat sehingga Roh Tuhan itu tidak lagi terekspresi keluar.
Sebelum kita membahas apa yang menjadi penghambat sehingga Roh Kudus itu tidak lagi terekspresi secara maksimal, kita perlu pahami terlebih dahulu bahwa dalam diri setiap orang percaya, pasti ada pengurapan Tuhan. Dalam diri orang yang percaya Yesus, pasti ada Roh Kudus.
Saya tidak setuju jika ada orang yang mengatakan bahwa gereja itu tidak ada Roh Kudus, atau gereja ini tidak ada pengurapan Tuhan, atau gereja anu tidak ada Kuasa Tuhan. Itu adalah ungkapan yang terlalu arogan. Kita harus tahu bahwa setiap orang yang telah mengaku percaya Yesus pasti ada Roh Kudusnya. Karena Firman Tuhan dengan sangat jelas berkata, “Demikianlah kita mengenal Roh Kudus: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Tuhan.” (I Yohanes 4:2). Dalam ayat lain, ketika Petrus menyatakan pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias, sang juruslamat, maka Yesus segera menjawab Petrus, bahwa pengakuannya itu sebenarnya bukan berasal dari dirinya melainkan dari Bapa. (Matius 16:16-17). Dan dalam I Korintus 6:17 dikatakan, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Yesus juga dalam kesempatan lain mengungkapkan perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Gadis-gadis yang bodoh bukan tidak memiliki minyak, bukan tidak memiliki Roh Kudus, mereka memiliki Roh Kudus tetapi Roh Kudus yang ada dalam diri mereka tidak meluap. Dikatakan minyak mereka hampir habis dan pelita mereka hampir padam. Jadi Roh Kudus itu ada, tetapi tidak terekspresi secara maksimal. Lebih jauh lagi, dalam I Yohanes 2:27 dikatakan, “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya.”
Jadi masalah sebenarnya, bukanlah Roh Kudus tidak berada dalam diri orang percaya, tetapi Roh Kudus itu tidak diberi kebebasan untuk bermanifestasi dalam diri kita. Roh Kudus itu dihalangi untuk berkarya dalam diri kita. Dengan lain perkataan, kita tidak membiarkan kuasa Roh Kudus itu terekspresi dalam kehidupan kita. Yang Tuhan mau Roh Kudus itu terekspresi secara terus menerus dalam kehidupan kita, meluap keluar dalam kehidupan kita.
Karena itu kita harus membebaskan penghambat-penghambat yang menghalangi sehingga Roh Kudus itu tidak dapat berkarya secara maksimal.
Penghambat yang pertama adalah, kita terbuai dengan kesuksesan dan keaktifan dimasa lalu. Saudara sering kali kesuksesan dan keaktifan dimasa lalu menjadi penghambat untuk Roh Kudus itu bisa bermanifestai secara full dalam kehidupan kita.
Kita terbuai dengan motede-metode di masa lalu. Kita batasi diri kita dengan metode-metode itu, padahal dunia telah berubah, zaman telah maju demikian pesat. Kita tidak bisa terpaku lagi dengan metode zaman dahulu. Memang mungkin, zaman dahulu metode itu adalah yang terbaik. Tetapi zaman sekarang, jelas berbeda. Kita tidak bisa memaksakan metode tahun 50-an untuk diterapkan hari ini.
Tetapi Karena kita telah membatasi diri kita dengan pemikiran seperti itu, hal ini justru membuat kita menjadi macet. Hal ini justru membuat Roh Kudus menjadi terhambat. Kuasa Roh Kudus bukan kurang besar kuasanya, tetapi karena kita tidak membiarkan Ia berkarya secara maksimal, maka hasilnya pun tidak bisa kita lihat secara maksimal.
Saudara prinsipnya sangat sederhana, Tidak mungkin anggur yang baru itu ditaruh dalam kirbat yang lama. Firman Tuhan katakan, “Anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” (Matius 9:17). Inilah prinsipnya. Jika kita ingin Roh Kudus itu terus meluap dalam diri kita, maka jangan batasi pekerjaan Roh Kudus itu dengan metode-metode yang lama, pemikiran-pemikiran yang lama, biarkan Roh Kudus itu mengambil alih secara penuh seluruh kehidupan kita. Karena hanya dengan demikian, sumbat yang menghambat Roh Kudus itu bisa kita hancurkan.
Selanjutnya, masih ada dua point, tetapi karena keterbatasan halaman, maka point-point selanjutnya dapat saudara dengar secara lengkap dalam rekaman khotbah saya dengan tema “JANGAN MACET.” Tuhan memberkati.
Senin, 02 November 2009
Langganan:
Postingan (Atom)